Sabtu, 17 April 2010

Satpol PP Bubar

Satpol PP Bubar

Bentrokan berdarah di Kompleks Makam Mbah Priok di kawasan Koja, Tanjungpriok, Jakarta Utara, Rabu silam, memunculkan wacana seputar pembubaran Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP. Ini mengingat bukan kali ini saja Satpol PP terlibat bentrokan dengan warga yang menolak penggusuran rumah atau lahan mereka. Hingga sabtu, wacana pembubaran Satpol PP terus dibahas dan bergulir.
Jika Satpol PP dibubarkan, siapa yang akan menegakkan peraturan daerah untuk melakukan penertiban dan mewujudkan ketenteraman di masyarakat. Ia menambahkan, saat ini Satpol PP hanya perlu dibenahi. Hanya saja, operasional kerja Satpol PP memerlukan pembinaan yang lebih baik. Sebaiknya Satpol PP dikembalikan saja fungsinya, yaitu sebagai penjaga kantor pemerintahan. Hal ini sesuai dengan tugas awal Satpol PP. Sebab, masalah penertiban itu sudah menjadi ranahnya kepolisian.

Koja Berdarah

Koja Berdarah

Lima korban bentrokan di Kompleks Makam Mbah Priok, Koja, Tanjungpriok, Jakarta Utara, hingga Sabtu (17/4) siang, masih dirawat intensif di Rumah Sakit umum Daerah Tarakan, Jakarta Pusat. Mereka adalah dua orang dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan tiga warga yang terlibat perselisihan di Koja, Rabu silam. Juru bicara RSUD Tarakan, Julaga Tobing, mengatakan kelima korban kondisinya berbeda-beda. Urip Widodo yang merupakan anggota Satpol PP harus menjalani operasi akibat mengalami retak di hampir sekujur bagian kepalanya. Sedangkan anggota Satpol PP lainnya, Ahmad Fauzi, tadi malam dipindah dari Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakut, karena alasan keselamatan. Sedangkan tiga korban dari pihak warga, yang juga senasib seperjuangan di tempat ini masih terbaring lemah. Mereka adalah Wahyudin, Arman Gaidar, dan Ade Supritanto. Di rumah sakit, tak ada lagi dendam, yang ada hanya harapan kesembuhan. Semua terjadi karena permusuhan memang selalu berujung penderitaan